Mengelola Tanah Hitam di NTT: Kunci Ketahanan Pangan di Wilayah Semi-Arid
19 December 2024Kepala Bappenas : Pentingnya Kesehatan Lahan sebagai Faktor Pembangunan di Indonesia
19 December 2024Dalam rangka World Soil Day 2024, Himpunan Ilmu Tanah (HITI) Komda Lampung melakukan Gerakan Menanam Pohon Mangrove di Ekowisata Cuku Nyi Nyi, Sidodadi Kabupaten Pesawaran pada 13 Desember 2024. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari Webinar Nasional yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2024 dengan tema Perbaikan Ekosistem Mangrove sebagai Blue Carbon dan Mitigasi Perubahan Iklim. Pembicara pada Webinar ini adalah Prof. Dr. Endang Linirin Widiastuti, Dr. Hengky Marguezz, dan Prof. Dr. Slamet Budi Yuwono.
Menurut Ketua Umum HITI, Husnain, Ph.D., mangrove memiliki peran krusial dalam mitigasi perubahan iklim, terutama melalui kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida, yang dikenal dengan istilah blue carbon. Sebagai ekosistem pesisir yang efisien dalam menyimpan karbon, mangrove membantu mengurangi kadar karbon di atmosfer, berfungsi sebagai “carbon sink” alami. Selain itu, mangrove juga melindungi garis pantai dari abrasi dan bencana alam, yang semakin penting di tengah perubahan iklim.
Namun, ekosistem mangrove saat ini terancam oleh konversi lahan dan dampak perubahan iklim itu sendiri, yang mengurangi kapasitasnya dalam menyerap karbon. Oleh karena itu, pemeliharaan dan restorasi mangrove sangat penting sebagai langkah mitigasi untuk mengurangi emisi karbon dan memperkuat ketahanan alam terhadap perubahan iklim. Upaya ini akan membantu mengurangi dampak pemanasan global dan memperkuat peran mangrove dalam mengatasi perubahan iklim.
(Pengurus Hiti Komda Lampung: Ketua, Bendahara dan Wakil Sekretaris)
Menurut Ketua HITI Komda Lampung, Prof. Dr. Ir. Dermiyati, M.Agr.Sc., IPU, di Provinsi Lampung, kondisi ekosistem mangrove menghadapi tantangan serupa, dengan banyaknya kawasan mangrove yang terancam akibat konversi lahan untuk tambak udang, pertanian, pemukiman, dll. Meskipun demikian, sejumlah upaya restorasi dan konservasi mangrove telah dilakukan, namun masih banyak yang perlu diperjuangkan untuk mengembalikan fungsi ekosistem mangrove di Provinsi Lampung sebagai pelindung garis pantai dan penyerap karbon yang efektif.
Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) turut berperan aktif dalam mendukung upaya pemeliharaan dan restorasi ekosistem mangrove dengan penanaman mangrove dan webinar yang dilaksanakan oleh HITI Komda Lampung. Diharapkan HITI dapat memberikan dukungan melalui penyediaan pengetahuan terkait pengelolaan dan perbaikan ekosistem pesisir, yang penting untuk memperbaiki kualitas ekosistem di kawasan mangrove.
Melalui riset dan pengembangan ilmu tanah, HITI berupaya memberikan solusi yang berbasis pada ilmu pengetahuan untuk meningkatkan keberlanjutan dan efektivitas upaya restorasi mangrove, terutama dalam hal pengelolaan yang optimal untuk mendukung pertumbuhan ekosistem mangrove yang sehat dan berfungsi maksimal sebagai blue carbon dan mitigasi perubahan iklim.***