The 2nd International Conference of Sains Tanah (ICOSATA) 2024
4 September 2024DENPASAR – Rektor Universitas Udayana, Prof. Ngakan Putu Gede Suardana, menghadiri acara FGD Himpunan Ilmu Tanah (HITI) Komda Bali. Adapun Tema yang diangkat dalam FGD ini adalah “Geostrategi Pembangunan Pangan Regional dan Nasional” untuk mendukung program pemerintah dibidang pertanahan. Kegiatan ini diadakan pada Hari Sabtu, 7 September 2024 bertempat di Hotel Four Star, Renon Denpasar.
Hadir pula pada kegiatan ini Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana selaku Pembina HITI Komda Bali serta 60 peserta secara offline dari kalangan akademisi, praktisi dan pejabat Pemerintah Daerah Bali.
Acara dimulai dengan pengukuhan pengurus HITI Komda Bali tahun 2024-2028 dan dilanjutkan dengan acara FGD. Tiga narasumber dihadirkan sebagai pembicara yaitu Prof. Dr. Ir. Zulkarnaen, M.S. dari Ketua II HITI Pusat yang membawa topik Geostrategi Pembangunan Pangan Daerah dan Nasional, Fahmi, S.T., M.Eng., Ph.D. dari ATR BPN Provinsi Bali yang membawa topik Integrasi Tata Ruang dan Pertanahan dalam Mendukung Strategi Pembangunan Ketahanan Pangan di Provinsi Bali, dan I Wayan Wiasthana Ika Putra, S.Sos., M.Si. dari BAPPEDA Provinsi Bali yang membawa materi Kebijakan Pembangunan Pertanian di Provinsi Bali dengan moderator Prof. Dr. Ir. Ni Made Trigunasih, M.P selaku Ketua HITI Komda Bali 2024-2028.
Pada FGD tersebut, Zulkarnaen, menawarkan transformasi ilmu tanah yang sebelumnya hanya mengkaji tanah (soil) dan lahan (land) menjadi lebih luas yaitu ruang (space) sehingga ilmu tanah dapat berkontribusi pada desain kebijakan pemerintah.
Dengan demikian HITI tidak hanya mengkaji karakteristik tanah dan evaluasi lahan, tetapi juga menawarkan aspek ekonomi, hukum, dan regulasi terkait ruang yang memberi tempat pada kebijakan pangan di pemerintah regional setempat. “Dibutuhkan geostrategi yang spesifik untuk setiap daerah sehingga strategi setiap daerah tidak bisa sama,” kata Zulkarnaen.
Pangan, menurut Zulkarnaen, juga jangan hanya dimaknai beras tetapi empat komponen yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. “Boleh jadi di sebuah daerah sudah berdaulat protein dengan produktivitas telur dan ikan yang tinggi, tetapi pada karbohidrat masih belum berdaulat,” tutur Zulkarnaen.
Dengan memandang pangan lebih luas, bangsa ini dapat lebih optimis untuk membangun pangan karena pada aspek tertentu unggul seraya berusaha memenuhi aspek yang masih kurang. (WD/DC)